Tapi buka dulu topengmu,
buka dulu topengmu
Biar kulihat warnamu,
kan kulihat warnamu
Itu katanya Peterpan. Mendengar lagu itu di radio, sambil nyengir aku jadi inget sama berita yang masuk ke BB-ku baru-baru ini. BTW...ini kisah nyata abad ini lho... brace yourself...here it is:
DUBES ARAB BATALKAN PERNIKAHAN GARA-GARA CALON ISTRI BERJENGGOT
Seorang duta besar (dubes) Arab membatalkan pernikahannya setelah mengetahui kalau calon istrinya ternyata punya jenggot dan bermata juling! Selama ini wajah wanita itu selalu tertutup cadar.
Demikian seperti diberitakan media Arab berbahasa Inggris, Gulf News dan dilansir kantor berita AFP, Kamis (11/2/2010).
Sebelumnya diplomat Arab tersebut cuma beberapa kali bertemu dengan calon istrinya itu. Dan tiap kali pertemuan, sang wanita selalu menutupi wajahnya dengan cadar.
Setelah pasangan itu menandatangani kontrak pernikahan, sang dubes mencoba mencium mempelai wanita. Saat itulah, pria yang dirahasiakan identitasnya itu mengetahui kalau wanita itu memiliki jenggot dan bermata juling.
Melihat kenyataan itu, sang dubes pun menuntut pembatalan kontrak pernikahan. Dia juga menuntut ganti rugi sebesat 500 ribu dirham (sekitar Rp 1,2 miliar) atas perhiasan, pakaian dan barang-barang lainnya yang telah diberikan untuk wanita tersebut.
Dalam persidangan di pengadilan syariah di Uni Emirat Arab, dubes tersebut mengaku telah ditipu dengan pernikahan tersebut. Sebab selama ini ibu wanita tersebut telah memperlihatkan foto saudara perempuan calon istrinya, bukannya foto wanita itu sendiri.
Pengadilan memang mengabulkan permohonan sang dubes untuk membatalkan pernikahan tersebut. Namun pengadilan menolak tuntutan kompensasi yang diajukannya.
Pria Bertopeng? Wanita Bercadar?
Saya kira dua-duanya sama aja. Don't we like to cover ourselves in fear of rejection, in the uncertainty of being valued and accepted for all we are, for being ourselves?
Di jaman dulu ada juga nih yang kena batunya...gara2 cadar. Pria malang itu adalah Yakub, saudara kembar dari Esau, cucu dari konglomerat Timur Tengah Abraham, yang nama besarnya dikenal dimana-mana.
Yakub jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang gadis yang masih terhitung sanak keluarganya. Gadis itu, Rahel, elok sikapnya dan cantik parasnya. What a rare combination these days!! Berbeda dengan Lea, sang kakak, yang menurut catatan yang kubaca, memiliki mata yang tidak berseri.
Nah, sangking sudah mabuk kepayang cintanya pada Rahel, Yakub sama sekali tidak keberatan untuk bekerja selama 7 tahun -sebagai gembala ternak- bagi calon mertuanya. Aduh...kalo dipikir-pikir, cinta itu dahsyat juga ya. Masa sih 7 tahun serasa beberapa hari aja. Tanpa dibayar pake duit laginya. Wuihhh...Jacob was a fool for Rachel!
Setelah tiba waktu 7 tahun, hari yang dinanti-nantikan pun tiba....THE WEDDING DAY!
Menurut tradisi pada masa itu, seorang mempelai laki-laki tidak diijinkan untuk melihat wajah pasangannya, sampai setelah upacara perkawinan berlangsung, dan mereka masuk ke tenda privat mereka. And... when the celebration was over... Jacob, almost lost his mind with all the waiting he did... opened up the veil on his bride's head...only to find that he had married the WRONG one!
Topeng dan Cadar dalam Pernikahan
Orang bilang, emangnya nikah itu kayak beli kucing dalam karung? Musti kenal dulu dong sama 'kucing'-nya...hehehe. Well, idealnya sih begitu. Makanya banyak pasangan yang kemudian mengambil langkah "pe-de-ka-te', seperti halnya pasutri yang kukenal beberapa bulan belakangan ini. Pernikahan mereka sedang dilanda badai. Penyebabnya...klasik, ...orang ketiga. Sang suami tidak habis pikir mengapa istrinya begitu mudah kepincut dengan laki-laki lain yang notabene adalah kenalan mereka juga dan tinggalnya hanya 1 blok di belakang rumah mereka.
Ternyata masalah mereka yang kemudian menjadi pelik ini dimulai dari berbagai ketidakcocokan dan mis-komunikasi yang berkembang menjadi ketawaran dalam perkawinan mereka.
Apakah mereka sempat belajar saling mengenal waktu berpacaran dulu? Apakah ada tahap 'pe-de-ka-te' yang membuat mereka masing-masing nyaman untuk saling membuka topeng dan cadar mereka?
Menurut sang suami semasa pacaran dulu mereka sering dinner bersama, jalan-jalan ke mall dan nonton bioskop. Very common... Then I asked him, "kalian ngobrol apa aja kalo lagi jalan bareng."
"Ngobrol sih...tentang... tentang...ummm...apa ya? Lupa."
"Gubraaakss!!"
"Gak inget lagi. Ya..kami gak banyak ngobrol deh kayaknya waktu itu. Aku juga udah kepepet harus segera married, karena papaku sakit-sakitan."
No wonder. Istilah 'pe-de-ka-te' yang sering terdengar itu ternyata bermakna...jalan bareng, dinner di luar and nonton bioskop. Malah ada yang langsung ke grepe-grepe.
No wonder...topeng dan cadar itu masih saja nempel di wajah bahkan setelah mengatakan, "I do" di depan pendeta.
No wonder... pernikahan kemudian dipenuhi kejutan-kejutan warna-warni, seperti percikan mercon dan petasan di malam tahun baru, karena topeng dan cadar yang mulai terbuka perlahan-lahan.
Aku jadi kepingin nyanyi bareng Peterpan...
tapi buka dulu topengmu...
buka dulu topengmu...
biar kulihat warnamu...
kan kulihat warnamu....
2 comments:
A comment from a dear lady:
got it, yea agreeeeeee...if Noah said one+one is majority, I may say one+one is complete hahahahah. Share with Ps the other day, many think ignorantly that having family and kinds are just part of fun game, or to answer their parent wishes or to be equal with the rest of the friends. Paul said: one is plenty, 2 is more complicated actually. Imagine if it is more, though it is not bad but there are price and sacrifice for it. Question is are you ready for sacrifices and high price and high commitment without any turning back? itu bukan hanya dibikin remuk and peres sampe keluar minyak, kadang kudu harus dihalusin dan dibakar jadi debu, trus ditiup...abis deh, self crucifiction! matilah! hahahaha...thanks for His Grace coz the more we disappear the greater He reveal Himself in and thru us. Enjoy while you still can... (Salim Liz Eriko)
Ahahahahahahahahahahaha...
RIGHT! Mendingan buka aja cadarnya, daripada ditolak kayak gitu. Ya ampun, pasti cewek itu sakit hatiiii banget deh... :( Aku turut prihatin sama cewek yang gak jadi dinikahi *bahkan dituntut uang ganti rugi!*.
Untung di peradaban kita gak ada cadar-cadaran secara fisik yah.. Ada sih cadar alam, uhm, i mean, cagar alam. Dan invisible cadar. Yang gak kelihatan, kepura-puraan. :(
Buka topengnya, kasih lihat warnanya, kalo gak suka, bisa dikembalikan. Aneh ya, jaman sekarang masih ada aja budaya membeli kucing dalam karung. :P
Post a Comment